Puisi 1 :
Jiwa ini milik-Nya
Janganlah kau menangisi ku
Ketika tubuh ini sudah tak bernyawa
Maafkan aku yang selalu mengecewakanmu
Membual dihadapanmu
Percayalah kasih....
Cinta ini hanya untukmu
Puisi 2 :
Bersamamu...
Hembusan panas menjadi dingin
Hembusan dingin menjadi hangat
Sehangat pelukanmu
Bagiku....
Kau terindah diantara bunga - bunga layu itu
Puisi 3 :
Waktu bergulir
Tak terasa telah ku dekap
Sehari...
Seminggu...
Setahun....
Kata orang rindu itu indah
Namun bagiku menyiksa
Hanya bisa berbincang denganmu
Lewat layar kaca
Aku cemas terhadapnya
Aku cemas ia berpaling
Namun jika detak jantungku berhenti
Hilang semua cemas hati
Puisi 4 :
Diam....
Hanya itu yang bisa aku lakukan
Bagai patung buruk rupa yang hanya memendam menerima olokan dari yang melihatnya
Batin....
Hanya batin yang tersisa dan menghantuiku
Bagai sembilah pisau yang ditancapkan diatas kayu
Ketika dicabut masih berbekas
Aku benci kenyataan
Karena pada kenyataan aku hanya bisu, buta tapi bisa mendengar
Mimpi....
Ya aku senang sekali bermimpi
Karena dengan mimpi semua berubah menjadi indah
Lebih indah dari taman bunga yang bunganya merekah dan menyebarkan wewangian
Puisi 5 :
Bertemu....
Aku benci dengan pertemuan
Karena setiap pertemuan akan ada perpisahan
Jatuh cinta....
Aku benci dengan jatuh cinta
Karena setiap orang yang jatuh cinta akan ada yang tersakiti
Menghitung hari....
Tahun ini adalah tahun terakhir
Tahun akhir penantian
Tahun akhir aku jatuh cinta dengan dirinya
Bullshit dengan kata - kata
Karena kenyataan tidak selalu sama dengan kata - kata
Puisi 6 :
Air mengalir....
Tak pernah berhenti
Tangguh diterjang bebatuan
Siap sudi menerima sampah
Mengalir deras tak tentu arah
Walaupun tujuannya hanya satu
Laut....
Layaknya cintaku padanya
Mengalir....
Tak pernah berhenti
Tangguh diterjang perkara
Siap sudi menerima hujatan
Mengalir deras tak tentu arah
Tetapi labuhan cinta ini hanya satu
Cintamu....
Puisi 7 :
Kenangan bulan oktoberku
Bersamamu....
Apakah itu bisa dikatakan
Cinta?!
Yang dapat ku ingat
Hanyalah
Wajah mu yang
Menangis....